Selasa, 14 Juni 2011

Perkebunan Ex Hindia Belanda

Saat ada waktu senggang liburan pendek untuk kesempatan menginap1 atau 2 malam, maka jalan2 yang paling menyenangkan adalah ke daerah2 perkebunan ex Hindia Belanda sekitar Jember, Bondowoso, Jember dan Banyuwangi.
Banyak kita jumpai sisa2 peninggalan kolonial Belanda disana antara lain di kalibaru, kalisat, Jampit, Belawan dan masih banyak lagi. 
Belajar tentang sejarah Kolonialisme Belanda rasanya kurang tepat kalau tidak melihat secara langsung Perkebunan Peninggalan Hindia Belanda, tentunya dengan segala suasana kehidupan masyarakat dilingkungan itu.
Mengamati kehidupan masyarakat, terasa kedamaian dan kedisiplinan kehidupan mereka di sekitar perkebunan. Kadang2 sempat terlintas dibenak ku, sesungguhnya  negeri belanda terlalu kecil utk bisa menjajah negeri ini.  Barangkali mereka justru ingin membebaskan negeri ini dari kemiskinan dgn cara yang mereka yakini. Ini hanya masalah perebutan kekuasaan saja .... nyatanya sampai hari ini kita juga masih terjajah. Paling tidak terjajah oleh kemiskinan. Muncul dalam pikiran nakalku, sesungguhnya bangsa kita inilah  penjajah yang sejati he.he..

Kunjungan wisata di sekitar sana mungkin tidak terlalu populer bagi masyarakat kita,. Bagi yang menyenangi nuansa Perkebunan, Kedamaian, Ketenangan, Kesejukan dan khas nya nuansa Pedesaaan, maka berkunjung ke tempat2 ini menjadi pilihan menarik.
Sejauh ini lokasi2 tersebut memang hanya menarik bagi wisatawan Eropa, terutama warga Belanda, Jerman dan Perancis. Kunjungan wisman di sana  sepanjang tahun dan tidak mengenal musim liburan Negara Eropa.  Mereka hanya sekedar bernostalgia atau juga untuk berkunjung ke negeri dimana nenek moyangnya dulu telah lama tinggal dan menetap disini.
Beruntung anak-anak ku juga sangat menikmati, bahkan sudah menjadi agenda rutin. 
Sekali tempo bermalam di  penginapan yang merupakan bangunan2 Peninggalan Jaman Belanda, dan kadang2 juga di cottage yang lebih modern, namun tetap menonjolkan suasana Perkebunan. Kita akan mendatangi beberapa lokasi yang menarik antaralain :

1) Kalibaru
Sebuah desa bukit kecil yang terletak antara Jember menuju Banyuwangi. Dari Surabaya, Kalibaru dicapai melalui jalan darat atau kereta api.  Bila lancar, perjalanan memakan waktu sekitar 6  jam. Kalau tidak mau direpotkan dgn kemacetan di lumpur lapindo dan jalur pasuruan-probolinggo, sekarang anda sudah bisa lewat udara. Penerbangan express air, berangkan dari bandara Juanda ke banyuwangi, dilanjutkan perjalan darat lebih kurang memakan waktu 1,5 jam kea arah jember. 

Perjalanan darat  selepas dari Jember sangat mengasyikkan, dengan nuansa surga tropis , desa2 yang tenang, teras sawah, perkebunan,  hutan dan masyarakat yang  bahagia dan hangat. Memasuki Gunung Gumitir, anda akan menikmati hutan primer. Karena topografi, hutan ini tidak memungkinkan untuk dieksploitasi. Sudah sangat langka hutan rpimer di negeri ini, mungkin selain disini  hanya bisa ditemui di Papua saja. Jika menggunakan Kereta Api, sepanjang rentang hutan Merawan, akan disuguhi panorama yang menakjubkan, kereta api pun akan  melewati  sebuah terowongan bersejarah yang dibangun pada tahun 1902 - 1910 selama pendudukan Kolonialisme Belanda.
Di sepanjang perjalanan antara Jember-kalibaru, Anda melihat tumbuhnya komoditas perkebunan Indonesia, seperti kopi, kakao, pala, kayu manis, vanili cengkeh, dan lada, serta buah-buahan tropis . Di Kalibaru, Anda akan menyaksikan produksi gula kelapa secara langsung, di mana penduduk memanjat dan menderes nira  dari bunga kelapa, diolah secara tradisional dan alamiah menjadi gula kelapa yang manis, gurih dan renyah.



Di kalibaru, anda bisa singgah di Hotel Margo Utomo. Berada dalam suatu daerah perkebunan kecil milik pensiunan seorang administrateur PTP XII, terletak persis depan stasiun kereta api Kalibaru.  

Memiliki kurang lebih 50 kamar, dengan suasana hening karena memang tidak tersedia hiburan TV disetiap kamar dan terasa nyaman karena dipenuhi bunga2 tropis yang sudah langka. Dibelakang ada kandang sapi perah, bermain-main dengan Anak sapi, Pembuatan Keju, teknologi biogas utk kebutuhan energi, ada kebun Vanili dan tempat pembuatan  gula kelapa. Bagi yang ingin menikmati 





Bagi yang menyukai suasana yang lebih modern, anda bisa menikmati Kalibaru Cottage. Untuk pecinta olah raga, main sepak bola, bulutangkis atau sekedar having fun berenang,  Amazing dan silahkan anda bersantai di sini, juga menyertai  angin sepoi2 dari bukit. Ketika kondisi memungkinkan, dengan "petualangan arung jeram" untuk lebih menikmati keindahan alam dari sudut yang berbeda. Membuat Anda akan tetap kembali di sini karena objek yang banyak untuk mungkin Anda mengeksplorasi petualangan baru.


Biasanya, wisatawan banyak yang tidak hanya menghabiskan waktu mereka di Kalibaru. Setelah mereka merasa bahwa mereka Kalibaru liburan selesai, mereka akan melanjutkan petualangan ke Sukamade Turtle Beach di Meru Betiri Reservasi Area, Ke Gunung Ijen atau Ke Balawan dan Jampit. Kita akan pergi ke sana Kita akan naik dengan gaya legendray mobil Land Rover melakukan perjalanan petualangan melalui hutan, menyeberangi beberapa sungai tanpa jembatan di episode berikut nya...




2) Sukamade Turtle Beach Meru Betiri




Minggu, 12 Juni 2011

BrOmO LandMark

Bromo mempunyai pesona alam yang sangat luar biasa, tidak akan pernah habis kekaguman kita oleh pemandangan alam yang indah. Sebagai sebuah obyek wisata, gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur.
Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut itu berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan Kabupaten Malang. Bentuk tubuh gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi.
dari kaldera
Tiga point of interest yang dimiliki kaasan wisata Gunung Bromo itulah yang tidak akan dapat ditemukan di daerah lain, bahkan di dunia. :
  1. Panorama pegunungan dengan udara sejuk cocok untuk wisata keluarga
;
  2. Medan ribuan hektar lautan pasir dan padang savanna cocok untuk safari menggunakan kuda, jeep 4×4 dan motor trail
;
  3. Keberadaan masyarakat pemeluk agama Hindu dengan tradisi khas Suku Tengger cocok untuk wisata budaya;


Jalan menuju Bromo
Banyak jalan menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, namun yang paling direkomendasikan adalah melalui jalur Probolinggo – Tongas – Lumbang – Sukapura – Ngadisari – Cemoro Lawang – Gunung Bromo. Memasuki daerah Sukapura udara mulai menipis, hawa sejuk mulai terasa, jalan  mulai berkelok-kelok dan menanjak. Ketika memasuki Ngadisari – Cemoro Lawang banyak hamparan tanaman sayur seperti daun bawang, kubis dan kentang. Saat memasuki Cemoro Lawang, pohon cemara banyak tumbuh di daerah ini. Itulah mengapa masyarakat disini menyebutnya cemoro lawang, yang artinya pintu cemara.
ngadisari-cemoro lawang




     
beranda lava view lodge hotel

Memasuki  Cemoro lawang banyak dijumpai penginapan, resort dan hotel sampai dengan pintu masuk menuju lautan pasir, dari yang murah sampai yang mahal. Secara umum fasilitas yang ditawarkan tidak jauh  berbeda, namun posisi hotel  semakin strategis membuat tarif semakin mahal. Hotel-hotel  umumnya menyediakan lahan yang cukup untuk tempat bermain anak. 



      Diantara sekian banyak penginapan, salah satu diantaranya adalah Lava View Lodge Hotel adalah yang paling popular, terutama bagi turis manca Negara. Berada di ketinggian 2.257  mdpl (7,9266O LS; 112,9669O BT), memiliki posisi paling puncak, halaman depan  terbuka langsung menghadap dengan gunung dan lautan pasir. 
lava view lodge
     Padang Savana Lautan pasir adalah andalan wisata dari gunung Bromo. Di alam pegunungan yang sangat sejuk, kita dapat melihat rerumputan kering dan padang pasir yang sangat luas. Yang sangat menarik dan indah pada saat matahari terbit yang kita lihat dari Puncak Gunung di Pananjakan, karena kabut yang menyelimuti bawah gunung bromo membuat panorama indah dan mistik.
padang savana
lautan pasir

Kawasan Bromo, Tengger, Semeru akan memberikan kenangan terindah bagi anda saat musim kujungan berlangsung yaitu antara bulan  bulan Juni s/d Oktober dan bulan Desember s/d Januari, karena di bulan tersebut masyarakat tengger akan memulai acara-acara ritual mereka yang eksotis dan magis. 

NDiantara begita banyak keindahan alam yang exotic  dan Upacara Ritual Kesodo yang menjadi daya tarik Gunung Bromo, ada satu even yang tidak kalah menarik yaitu Pagelaran Musik yang diberi tajuk  "Jazz Gunung".  Ini adalah model baru dalam penyelenggaraan konser musik yang kali pertama digelar tahun 2009. 


Bukan di tempat mewah, bukan di lokasi yang umum, tapi di gunung. Tentunya akan seru untuk diikuti dan menjadi kalender kunjungan wisata kita ke Bromo, menampilkan repertoar-repertoar unik paduan musik tradisional dengan nuansa kontemporer. 
Djaduk dengan musik etnik Petani Bromo
Masyarakat setempat akan membuka pergelaran ini dengan menampilkan berbagai pertunjukan tradisional, baik tari-tarian maupun musik lokal. Pertunjukan sengaja dilakukan di area terbuka pada siang, sore hingga malam hari, 
cloud across the moon
sehingga pengunjung dapat menikmati indahnya pegungungan Tengger yang menjadi latar belakang panggung, menghirup udara segar dan merasakan  dinginnya malam  berbaur dalam suasana yang akrab antara musisi dan penonton.
Kolaborasi Balawan, Deni Suhendra dan Djaduk






Sebagai event musik, Jazz Gunung memang terbilang baru dan belum banyak diketahui masyarakat. Padahal, Jazz Gunung bisa memberikan sensasi konser musik yang berbeda dibandingkan dengan konser musik lainnya. Selain karena area konser yang berada membelakangi pegunungan Bromo, Jazz Gunung sebenarnya juga memberikan konsep musik yang penuh nuansa spiritual. 
syaharani hipnotis penonton
Untuk ketiga kalinya pagelaran Jazz Gunung, menurut informasi akan digelar kembali nanti pada 9 Juli 2011 mendatang.  Dan ini mudah2an akan menarik kembali wisatawan untuk berkunjung ke Gunung Bromo setelah beberapa saat dinyatakan tidak aman karen erupsi

Butet, Gita, Tyo